Selasa, 03 September 2019

Ayah Tersayang - 2015

Ayahku tampan menawan
Badannya kurus berisi
Gagah berarah semuringah
Bak burung mendapat cacing untuk sang anak disarang

Ayahku pulang membawa seberonjong buah tangan
Badanya masih kurus berisi
Ayah membawa seberonjong cacing?
Gigiku terlihat jelas dimatanya
Ayah luar biasa menawan
Tidak lupa sedikitpun jalan pulang
Tolong buka seberonjong cacing itu ayah!

Ayahku Tersayang
Jauh dalam mataku kulihat kau menangis
Peluh ayah terlalu sedikit bukan?
Tapi cukup untuk menyiram dua pohon rindang
Habiskan uang dikantong meski tidak ada untuk seberonjong cacing

Ayahku Tercinta
Ayah masih menawan dan gagah
Tinggalah lebih lama
Ayah tersenyum..
Aku rindu padamu setiap detik
Ayah ayo kita habiskan cacing yang kau bawa
 
.
.
.
.
begitu sapa tulisan pertama ketika memiliki wattpad.
cukup absurd, saat diri ini sudah enggan membaca, tidak ada sumber perpus kah? 
atau bahwa saya bukan lagi anak SMP yang suka ke perpus baca romance? 
enggak! saya sudah tidak memiliki niat kala itu, bahkan menulis satu baris pun kebingungan.
apa saya perlu coba menulis lagi?
sepertinya saya perlu membaca terlebih dahulu :)
ah iya, saya sudah memiliki pekerjaan part time, nyambi sambil Kuliah, 
padahal diniatkan utnuk uang jajan selama dikampus, tapi apa salah nya menyisihkan uang 
untuk buku? satu bulan satu buku. dari pada untuk skincare~ ah bagi wanita skincare itu lebih
penting.
berarti, harus mneyiishkan uang lebih banyak, okeee. semoga saya bisa.
 mohon do'anya teman-teman~ hehehe..... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar